Semua pasti ada hikmahnya. Apapun yang terjadi itulah pilihan yang kita buat sebelumnya. Ada beberapa tindakan yang kita lakukan untuk mewujudkan apa yang terjadi kepada kita kedepannya. Jika engkau jatuh di jalan berarti engkau sedang tidak memperhatikan jalan, jika engkau menginjak paku berarti engkau tidak melihat paku itu dijalan. Engkau lupa kalau jalan harus dilihat juga bukan hanya sekedar untuk diinjak. Begitulah hidup ini, hidup bukan hanya sekedar untuk dijalani. Ada beberap hal yang harus kita perhatikan. Jika kakai telah kena paku maka akan jadi luka, luka akan jadi tetanus, tetanus akan menyebabkan kakimu di amputasi dan kau akan kehilanagan kakimu yang sangat berharga. Jika engkau pemain bola maka tamatlah egkau, jika engaku seorang pelari maka engkau juga tamat, tapi tenanglah semuapasti ada hikmahnya. Kalian saja lupa akan hal-hal kecil dan sepele seperti paku. Karean hal-hal sepela banak orang harus berurusan dengan kepediahan dan putusnya harapan. Tapi tenang saja semua pasti ada hikmahnya.
Bagi saya apapun yang terjadi pada diri sendiri adalah bentuk sayang dari sang pencipta. Jika saya menginjak paku berarti paku itu memnag ada dijalan untuk didinjak oleh seseorang. Ada banyak orang yang lewat lalu lalang dijalan. Cuma satu-dua orang saja yang menginjak paku. Bagi yang mengnijak paku berarti dia statusnya dia sedang mendapat tanda seru dari sang pencipta. Ada banyak hal dilupakan oleh sang penginjak paku makanya ia harus diingatkan. Ada hidup yang bukan untuk dijalani saja, tapi juga harus dilihat dan diperhatikan.
Kita kita adalah makluk yang tidak adil. Kita selau setuju denga kesenangan dan tidak setuju dengan kesusuhan .. Ini adalah bentuk pengingkaran manusia kepad tuhannya. Seharusnya kita adil dengan keadaan yang ada. Jika susuah maka waktunya memang harus susah. Jika senang sykur, tapi itu memang waktunya untuk mendapatkan kesenangan. Waktu dipergulirkan kepada kita. Tergantung kita bagaimana menyikapi itu semua.
Ketika engkau yakin segala sesuatu pasti ada hikmahnya maka engaku adalah orang yang sudah bisa menempatkan kadilan untuk dua kondisi yang dipergulirkan.
Bagi saya apapun yang terjadi pada diri sendiri adalah bentuk sayang dari sang pencipta. Jika saya menginjak paku berarti paku itu memnag ada dijalan untuk didinjak oleh seseorang. Ada banyak orang yang lewat lalu lalang dijalan. Cuma satu-dua orang saja yang menginjak paku. Bagi yang mengnijak paku berarti dia statusnya dia sedang mendapat tanda seru dari sang pencipta. Ada banyak hal dilupakan oleh sang penginjak paku makanya ia harus diingatkan. Ada hidup yang bukan untuk dijalani saja, tapi juga harus dilihat dan diperhatikan.
Kita kita adalah makluk yang tidak adil. Kita selau setuju denga kesenangan dan tidak setuju dengan kesusuhan .. Ini adalah bentuk pengingkaran manusia kepad tuhannya. Seharusnya kita adil dengan keadaan yang ada. Jika susuah maka waktunya memang harus susah. Jika senang sykur, tapi itu memang waktunya untuk mendapatkan kesenangan. Waktu dipergulirkan kepada kita. Tergantung kita bagaimana menyikapi itu semua.
Ketika engkau yakin segala sesuatu pasti ada hikmahnya maka engaku adalah orang yang sudah bisa menempatkan kadilan untuk dua kondisi yang dipergulirkan.
0 komentar:
Posting Komentar